Musuk, 11 Juli 2025 – Dalam rangka menyemarakkan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU), Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Musuk kembali menggelar kegiatan ziarah wali dan ulama Nusantara. Kegiatan ini merupakan ziarah kedua dalam rangkaian harlah NU tahun ini. Setelah sebelumnya rombongan MWC NU Musuk berziarah ke makam KH. Kholil di Bangkalan, makam KH. Hasyim Asy’ari di Tebuireng, dan makam KH. Wahab Chasbullah serta KH. Bisri Syansuri di Jombang, kini ziarah dilanjutkan menuju wilayah Jawa Timur bagian timur.
Sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari pengurus harian dan perwakilan lembaga-lembaga di bawah naungan MWC NU Musuk mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias. Ziarah kali ini ditujukan ke makam KH. As’ad Syamsul Arifin di Situbondo dan makam KH. Abdul Hamid di Pasuruan. Keduanya merupakan ulama besar yang memberikan kontribusi besar dalam penguatan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dan pengembangan pesantren di Indonesia.
Di kompleks makam KH. As’ad Syamsul Arifin, para peserta melaksanakan tahlil dan doa bersama dengan penuh kekhidmatan. Doa dipimpin oleh Syuriah MWC NU Musuk, Kiai Mahfudz. Rasa haru dan takzim menyelimuti suasana, mengingat besarnya jasa KH. As’ad dalam sejarah pergerakan NU, khususnya melalui Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo yang beliau dirikan.
Perjalanan dilanjutkan menuju Pasuruan, ke makam KH. Abdul Hamid yang dikenal luas karena ketawadhuan, karomah, dan kedekatannya dengan umat. Di tempat ini, rombongan kembali mengirimkan doa dan mengharap keberkahan dari Allah SWT melalui wasilah para kekasih-Nya.
Selain ziarah, rombongan juga melakukan tadabbur alam dan wisata religi ke Pantai Pasir Putih Situbondo. Suasana pantai yang sejuk dan alami dimanfaatkan oleh para peserta untuk merenung, berdiskusi ringan, dan menikmati kebersamaan dalam nuansa yang penuh kekeluargaan. Kegiatan ini menjadi penyegar fisik dan batin, serta memperkuat solidaritas antarpeserta.
Ketua MWC NU Musuk, Kiai Kheroni, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tradisi ziarah, tetapi merupakan sarana penguatan spiritual dan pengingat akan perjuangan para pendiri NU. “Kita datang ke makam para ulama bukan untuk mengkultuskan, tetapi untuk meneladani perjuangan mereka dan menyambung sanad keilmuan serta ruh perjuangan NU. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus kita hidupkan,” tutur beliau.
Beliau juga menegaskan bahwa ziarah ini menjadi bagian penting dari penguatan identitas dan loyalitas kader NU, terutama di tingkat kecamatan yang menjadi ujung tombak pelayanan umat.
Kegiatan ziarah yang dilaksanakan secara berkesinambungan ini mencerminkan komitmen MWC NU Musuk untuk terus menjaga tradisi dan semangat ke-NU-an dalam bingkai kebersamaan. Dengan melibatkan semua unsur pengurus dan lembaga, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana konsolidasi, pemantapan arah gerakan, serta pembinaan spiritual bagi seluruh elemen NU di Kecamatan Musuk.
Semoga semangat yang tertanam dalam ziarah ini terus tumbuh dan menjadikan MWC NU Musuk semakin solid, istiqomah dalam perjuangan, serta mampu melanjutkan estafet dakwah dan pengabdian para ulama pendahulu.