Boyolali, 9 Maret 2024 — KH Iqbal Mulyanto resmi terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali untuk masa khidmat 2024-2029. Penetapan tersebut dilakukan dalam Konferensi Cabang XXII PCNU Boyolali yang berlangsung di kompleks Kantor PCNU Boyolali pada Sabtu (9/3/2024).
Dalam pemilihan tersebut, KH Iqbal Mulyanto bersaing dengan Kiai Abdurrahman. Namun, Kiai Abdurrahman tidak lolos ke tahap berikutnya karena kurang memenuhi syarat suara yang ditetapkan. Dengan hanya KH Iqbal yang memenuhi syarat, konferensi berlanjut dengan satu calon dan akhirnya KH Iqbal terpilih secara musyawarah dan persetujuan Syuriyah.
“Menetapkan KH Iqbal Mulyanto sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Boyolali masa khidmat 2024-2029,” ujar Ketua Sidang yang juga perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Hasanuddin Ali dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com pada Selasa (12/3/2024).
Hasanuddin Ali dalam sambutannya mengingatkan bahwa NU kini telah berusia 101 tahun, menegaskan betapa pentingnya peran NU dalam sejarah Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Hasanuddin menjelaskan bahwa teknologi yang terus berkembang, dari mesin uap hingga internet, memberikan kemudahan dalam berdakwah dan mengikuti perkembangan zaman.
“Saat ini, dengan teknologi yang ada, segala informasi bisa diakses dengan mudah. Misalnya, jika dulu saya harus menyiapkan pidato tentang moderasi beragama secara manual, sekarang semua informasi itu bisa dicari dengan cepat melalui internet,” ungkap Hasanuddin.
Selain pemilihan Ketua PCNU, konferensi juga memilih Rais Syuriyah baru. Anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) yang terpilih untuk memilih Rais Syuriyah adalah KH Ahmad Charir, KH Habib Masturi, KH Asikin, KH Jikan, dan KH Muh Syaeri. Dalam musyawarah, mereka sepakat memilih KH Ahmad Charir sebagai Rais Syuriyah PCNU Boyolali.
Konferensi Cabang PCNU Boyolali juga membahas berbagai aspek organisasi dan permasalahan kontemporer. Acara ini dihadiri oleh peserta dari 22 Majelis Wakil Cabang NU dan 237 ranting se-Boyolali. Peserta dibagi ke dalam empat komisi: Komisi A untuk Organisasi, Komisi B untuk Program Kerja, Komisi C untuk Rekomendasi, dan Komisi D untuk Bahsul Masail.